Wednesday, 29 April 2009

GAMBARAN KEBERADAAN

Kerajaan Sriwijaya Ibarat Kemala Yang Terpendam

Sebelum kami ikut berpartisipasi dalam meyingkap tabir sebuah misteri yang terpendam, terlebih dahulu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para pembaca baik yang awam maupun cerdik pandai terutama para ahli sejarah yang jauh lebih pandai dan pintar dan juga kami mohon maaf dan mohon ampun kepada leluhur yang telah menyampaikan cerita ini secara turun temurun yang selama ini te-rahasia,


sehingga sampailah kepada kami, disini kami hanya sekedar turut berpartisipasi dalam menyibak dan menyingkap sebuah tabir yang selama ini terdinding oleh tirai semu, yaitu tentang sebuah kerajaan yang telah lama sekali menjadi misteri di negeri kita tercinta ini, bahkan mungkin diseluruh penjuru dunia yaitu sebuah kerajaan yang bernama “SRIWIJAYA”

disini alasan kami mengambil tema atau pun judul “KEMALA YANG TERPENDAM” dikarenakan sampai saat ini Sebuah Kerajaan yang begitu Besar yang pernah berjaya yang menguasai sebagian negeri ini bahkan sebagian asia tenggara belum juga ada seorangpun yang dapat menyibak ataupun menyingkap misteri dibalik Sebuah Kejayaan dimasa lalu. Siapa yang tak kenal dengan Kebesaran nama SRIWIJAYA nama yang begitu harum diseluruh kancah. disini kami akan menuliskan sekelumit kutipan yang berupa kiasan tentang keberadaan, kebesaran dan kejayaannya.

Kutipan yang berupa kiasan yang ingin kami tuangkan dalam tulisan ini kami awali dari sebuah prasasti yang ditemukan oleh Kontrolir M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920 disebelah barat kota Palembang disuatu tempat bernama kedukan bukit dan diterjemahkan oleh Prof. George Coedes :

1. Selamat ! pada Tahun Śaka telah lewat 604, pada hari ke sebelas
2. paro-terang bulan Waiśakha Dapunta Hiyaŋ naik di
3. perahu “mengambil siddhayātra”. Pada hari ke tujuh paro-terang
4. bulan Jyestha Dapunta Hiyang bertolak dari Minanga
5. sambil membawa 20.000 tentera dengan perbekalan
6. sebanyak dua ratus (peti) berjalan dengan perahu dan yang berjalan kaki sebanyak seribu
7. tiga ratus dua belas datang di Mukha Upaŋ
8. dengan sukacita. Pada hari ke lima paro-terang bulan ………
9. dengan cepat dan penuh kegembiraan datang membuat wanua (….)
10. Śrīwijaya menang, perjalanan berhasil dan menjadi makmur senantiasa

dari hasil terjemahan ini kami tidak perlu memberikan komentar karena sudah terlalu bayak pendapat dan pandangan dari para ahli yang bermacam ragam peng-artian. dan kami juga tidak membahas dari mana hendak kemana perjalanannya. Kami tidak ingin terlibat dengan polemik yang berkepanjangan karena kami bukanlah seorang penulis atau ahli sejarah. terjemahan ini sekedar untuk mendasari penulisan yang akan kami tuangkan.

sekali lagi kami tegaskan bahwa tujuan kami disini sekedar turut berpartisipasi dan ingin mengajak para pembaca untuk bersama-sama menyingkap tabir dari sebuah misteri yang telah lama terpendam, betapa sayangnya kerajaan yang begitu besar dan pernah mengalami kejayaan sampai kini masih terpendam dan belum juga terungkap secara jelas oleh siapapun sedangkan banyak sekali sejarah dimasa lalu baik didalam maupun diluar yang umurnya ribuan tahun dapat digali dan ditemukan tapi mengapa dengan kerajaan SRIWIJAYA dan ada apa sebenarnya ?. masih adakah orang yang sanggup menyibak misteri ini ? dan siapa orangnya ?. Inilah beberapa kutipan yang berupa kiasan tentang keberadaannya yang kami kutip dari kisah leluhur yang telah diterjemahkan :

Tiga helai daun lontar yang tak akan layu dan musnah kerena kurun waktu

yang putih jangan katakan hitam , dikala kuning bertandang alam merupakan tirai diantara putih-putih dan kelabu

dan

lengkung pelangi setelah renai hujan disitu tempat Kerajaan kami, Istana kami. dan tak ada kembara yang sanggup menembus tirai semu diantara batas kita.

itulah…………………………………………………………

semua tiada terjamah oleh tangan, baru terjamah oleh angan.

Sebagai kembara, kelana bawah sebilah lembing tancapkan kebumi

dan angan memerah semerah saga bagimu bukan khayalan belaka, dan ingat…………………………….


selanjutnya :

jika kau seorang kesatria,

ketika itu kau lintasi jalan setapak dipegunungan, ketika kau lalu, godaan lirih dedaunan jangan kau hiraukan, dan bila mekar bunga sekuntum jangan kau palingkan mukamu, dan jangan kau petik bunga itu, niscaya kau akan luluh ditepian jeram.

Himbauan burung, angin dan ranting pohon jangan kau hiraukan Teguhkan hati, songsong surya hingga dia tenggelam, kala bulan sembunyi jangan kau intip bintang jika tidak ingin kau musnah.

Ada sebuah bukit dan juga lembah, dari sana kau dapat melihat sebuah kelok sungai yang bermuara.

diantara sebentuk daratan yang dibatasi oleh laut disitu ada kami

sebentuk merah diatas kuning, sebuah lambang dan kebesaran kita

lengking sehidung, lenguh dan teriakan nyaring disitulah daerah sebagian tempat kami

harum sekuntum kemala semerbak meronai membiasnya bianglala, terlalu indah dan indah, bila ingin digapai angan ganti angan wujudkan dalam kenyataan dan jangan selalu dibelenggu oleh mimpi.

Lihatlah deru badai telah berlalu, kini langit membiru, membahana terdengar suara sang dewa-dewi yang terpadu satu, bangkit dan bangkitlah, tempuh apa adanya, ingat fajar telah menyingsing dan temukanlah sebuah nama dari sebuah kerajaan yang pernah jaya dihampir seluruh jagat raya.

dari beberapa kutipan diatas dapat dijelaskan betapa sulitnya untuk mengungkap tentang keberadaannya. akan tetapi sangat jelas untuk dimengerti. disini dibutuhkan keyakinan, kesabaran dan kesucian hati dalam meyingkap tabir misteri ini dan jangan hanya me reka-reka. Kiasan ini juga sepertinya meminta untuk diwujudkan dan diungkap tentang keberadaanya, tinggal darimana kita akan memulainya ?

bukankah ini sedikit berbau mistik dan jika memang demikian kami yakin sekarang dan sampai kapanpun misteri ini tak akan pernah terungkap bila tidak sungguh-sungguh

* Dilaut kau bagaikan nakhoda, kau intip bintang dikepekatan malam untuk tentukan arah dimana ada daratan.
* dan
* adakah pelabuhan yang akan kau singgahi
* bila kau seekor burung lepas, bebas terbang di jagat raya kau pasti kembali kedaratan, ranting, dahan
* tapi……………………dimana ?
* sibak selimut mayapada
* teguhkan, tetapkan dan mantapkan
* tukar hatimu dengan baja
* siapkan laskar lebih dari selaksa
* telusuri sungai
* jelajahi lautan
* tembus belantara
* terjang gunung
* lewati ngarai
* akan kau temui……………………………………………………………..?
* jangan kau berpaling sebelum kau temui
* bila kau dahaga
* ditepian kau dapat menghapus semuanya
* itulah tempat sebagian rakyat

selanjutnya

* Diantara sebentuk daratan yang dibatasi oleh laut disitu ada kami
* dikala kepekatan mencekam menghantui
* cari pelita untuk menerangi semua
* dan jangan lupa yang kuasa
* Bila kau berdiri diatas sebuah bukit
* akan kau lihat puncak kedatuan kami
* yang kini terkubur dan terpendam diantara keangkuhan kenangan dan perjalanan masa

Sriwijaya juga terkenal dengan Pusat pendidikan agama budha, betapa fanatiknya raja serta rakyat yang dipimpin pada masa itu sehingga menjadikan negara makmur berakhlak dan termasyur keseluruh penjuru mayapada.

inilah sebagian kiasannya :

* Dikala bunga lotus menyebarkan fatwa
* semilir angin menyampaikan berita keseluruh penjuru mayapada
* dan secercah dian Darmapala menjelma
* Siguntang dan Mahameru wujudan Sidarta Gautama yang merubah perjalanan waktu
* yang menjadikan kedatuan semerbak mewangi diseluruh kancah
* semua insan yang dulunya bercermin pada kaca yang telah retak membias diri dalam belaian sang Budha
* Sungai dan belantara bagaikan taman dalam Indraloka suara unggas dan Margasatwa bagaikan paduan suara dewa-dewi Nirwana
* semua manusia dari yang hitam sampai yang terputih diantara yang putih, semua tiada cela
* Tiada puri yang tak terjangkau
* tiada Singgahsana yang tidak terduduki
* tiada upeti yang tidak terdapat
* tiada daerah yang tak termiliki
* semua dibawah panji-panji kebesaran Maharaja
* Diantara kedua sungai dan muara
* rakyat hidup bersuka
* bukan diantara belaian duka dan air mata
* himbauan Mahameru yang tersampaikan lewat Bayu memberikan semangat bagi insan yang berada didarat

* Hamparan perairan itulah kejayaan kami
* jaya diatas kejayaan
* bunga bukan Sekar melainkan kembang terputih dari putih dan putih yang tiada ternoda
* emas menguning tak ternilai, putih mutiara berserakan itu tiada berarti
* karena Kedatuan memiliki lebih dari pada yang lebih
* dan tak ada kembara yang sanggup menembus tirai semu diantara batas kita.

Sriwijaya adalah sebuah kerajaan besar dan pernah jaya di negeri ini pada masalalu, kejayaan dan kebesaranya hampir meliputi sebagian asia tenggara dia tidak hancur dan juga tidak musnah oleh sebuah kerajaan dia pudar ditelan oleh kurun waktu. pada zaman keemasan sriwijaya pernah menggelar perang terbesar dari negeri jauh bahkan dia tidak menang dan tidak kalah.

ini adalah kutipan saat Sriwijaya mengadakan perang terbesar dan terakhir :

* Disaat gendang dibunyikan oleh tangan-tangan yang kokoh
* maju, terjang bagimu hai prajurit, hantam dia dari seberang lautan, leburkan dia dari daratan.
* songsong dia dan darimanapun dia, tidak ada rasa takut tertera dihati kita, selaksa kita jatuh berjuta laksa kita tumbuh dikancah pertempuran, tidak ada kata muhibah ? tikam, terjang, bunuh dan bunuh demi Maharaja dan kejayaan kita
* Tepuk sorak kemenangan sudah biasa, kekalahan sudah lumrah, terjang badai, terjang topan, songsong armada, leburkan demi kesetiaan kita pada Junjungan
* Ketika datang berpuluh armada bahkan lebih dari negeri jauh dan jauh, kita sambut dia disuatu selat, bukan diperairan, kita hantam dan leburkan kerajaan itu

* semua luruh lebur yang ada hanya warna merah dan cahaya kuning diatas sebuah kemenangan didasari suatu kekalahan.
* pahit kata meraka, manis itu rasa kita, CHAMPA itu milik mereka dan KEDATUAN, milik kita.

adapun kutipan terakhir berbunyi :

“Yang akhirnya hancur dan musnah setelah dilanda angkara dan ada satu kerajaan yang ingin di Maharaja, yang tercanang bahwa kerajaan kita hancur dan musnah karena dia.

Namun semua tahu baik kuning, hitam, putih bahwa kita tetap jaya, kita tidak kalah dan juga tidak menang.

Tapi perjalanan waktu tahu bahwa kita pernah jaya, dan jangan dicontoh Maharaja yang ingin jadi raja bersenandung diatas runtuhnya sebuah keruntuhan yang terdapat dibalik keruntuhan,

Air milik rakyat menjadi saksi abadi untuk semuanya”.

selanjutnya:

” Walaupun alam tembangkan kidung nestapa, namum sukma suci, namun sukma putih dan air merupakan kehidupan

Kau basuh luka dengan air mata bukan dengan ratap

Semua terpendam dalam keangkuhan, kebanggaan, kekuasaan dan kejayaan “

Betapah hebat dan perkasanya Sriwijaya baik daratan maupun perairan dapat dikuasai tapi sehebat apapun dia tetap tidak sanggup mengalahkan perjalanan waktu. disini sangat jelas sekali bahwa keruntuhan Sriwijaya bukan oleh peperangan apalagi oleh penaklukan sebuah kerajaan, dia pudar ditelan masa perlahan-lahan namun pasti. Setelah peperangan terbesar dan yang terakhir digelar Maharaja mengajak rakyatnya kembali pada fitrahnya yaitu mengadakan perjalanan suci ( pahami kutipan ke-5 ) dia ingin hidup secara tenteram dan damai dari situlah awal dia memulai kehidupan yang baru, setelah melang-lang buana dikanca peperangan. ini adalah fase yang kedua setelah tersohor dengan kehebatan armada laut yang sekarang dikenal dengan rajanya kerajaan maritim. di fase kedua ini dia tersohor dengan pusat pendidikan agama Budha.

Para pembaca yang budiman kami rasa penyampaian kami ini kurang cukup bukti yang nyata namun inilah gambaran yang dapat kami persembahkan bagi para ahli sejarah yang selama ini bersusah paya dalam meyibak keberadaan SRIWIJAYA mungkin sedikit banyaknya kutipan yang berupa kiasan singkat ini cukup untuk dapat dipahami dan dijadikan modal dalam menyingkap misteri keberadaanya, dan masih banyak lagi yang belum dapat kami tuangkan mungkin juga tidak !, yaitu kiasan yang menjelaskan berupa awal dan ritual serta perbekalan pencariannya. Sebenarnya kami tidak ingin mengecewakan para pembaca tapi apa boleh buat karena kami terikat perjanjian dan sumpah kepada leluhur. sekali lagi kami mohon maaf yang sebesar-besarnya bila ada kekurang dalam penyampaian.

catatan :

Tulisan ini di buat sekedar untuk berpartisipasi bukan untuk alat perdebatan, yang tertarik, berwawasan, pintar, punya penalaran dan mengerti silahkan baca, bagi yang awam yang tidak faham dan tidak mengerti kami sarankan jangan ikut membaca.

wassalamua’laikum wr.wb.

Read rest of entry

Tuesday, 28 April 2009

NASKAH


MISTERI KEBERADAAN SRIWIJAYA

Sebuah kedatuan yang pernah jaya
Hampir keseluruh Mayapada
Bawa bekal yang takkan habis oleh perjalanan waktu
Ketika kembara melangkahkan kaki menelusuri tepian pantai

Dan……………………………
Di dalam menyibak tirai itu
Harus tertebus dengan suatu pengorbanan

Walaupun alam tembangkan kidung nestapa
Kaki luka jiwa hancur
Namun sukma suci
Namun sukma putih
Dan,
Air merupakan kehidupan


Tiga helai daun lontar yang tak akan layu dan musnah karena kurun waktu
Yang putih jangan katakan hitam
Di kala kuning bertandang
Alam merupakan tirai diantara putih-putih dan kelabuh
Dan
Lengkung pelangi setelah renai hujan
Di situ tempat kerajaan kami, Istana kami
Dan
Tak ada kembara yang sanggup menembus tirai semu diantara batas kita
Itulah…………………………………………………………………………

Walaupun alam tembangkan kidung nestapa
Namun sukma suci
Namun sukma putih
Dan
Air merupakan kehidupan

Kau basuh luka dengan air mata
Bukan dengan ratap
Semua terpendam dalam keangkuhan, kebanggaan, kekuasaan dan kejayaan
Tiada cita yang tidak tercapai
Tiada cita yang tidak tergapai
Tiada musuh yang tak terterjang
Semua kandas, hancur, tenggelam ditelan silam

Di darat kau Raja
Di sungai kau Banginda
Di laut kau Sultan
Tiada tepian tiada yang kau miliki
Mentari pagi dan Ugahari terpeluk erat dalam kedatuan

Di tepian kau bercanda
Di belantara kau bersenandung
Di bukit yang berbataskan dengan kaki-kaki langit
Semua terpeluk dan tergenggam dalam kejayaan
Kau angkuh, keras, kuku membatu
Merah, putih, kuning dan perpaduan warna
Tunduk dibawah sinar rembulan

Tiada daratan, tiada lautan yang tiada kenal engkau
Tapi sayang,
Di balik awan yang hitam mentari dibelai kesenduhan
Ketika semuanya jatuh runtuh dalam mahligai kejayaan.

Tiga helai daun lontar yang tak akan layu dan musnah karena kurun waktu
Yang putih jangan katakan hitam
Dikalah kuning bertandang
Alam merupakan tirai diantara putih-putih dan kelabu
Dan
Lengkung pelangi setelah renai hujan
Disitu tempat kerajaan kami, Istana kami

Dikala bunga lotus menyebarkan fatwa
Semilir angin menyampaikan berita keseluruh penjuru mayapada
Dan secercah dian Darmapala menjelma
Siguntang dan Mahameru wujudan si Darta Gautama
Yang merubah perjalanan waktu
Yang menjadikan kedatuan semerbak mewangi diseluruh kanca

Semua insan yang dulunya bercermin pada kaca yang telah retak
Membias diri dalam belaian Sang Budha
Sungai dan belantara bagaikan taman dalam Indraloka
Suara unggas dan margasatwa bagaikan paduan suara dewa-dewi Nirwana
Semua manusia dari yang hitam sampai yang terputih
Diantara yang putih, semua tiada celah

Tiada puri yang tidak terjangkau
Tiada singgahsana yang tidak terduduki
Tiada upeti yang tidak terdapat
Tiada daerah yang tidak termiliki
Semua dibawah panji-panji kebesaran Maharaja

Diantara kedua sungai dan muara
Rakyat hidup bersuka
Bukan diantara belaian duka dan air mata
Himbauan Mahameru yang tersampaikan lewat bayu
Memberikan semangat bagi insan yang ada di darat
Hamparan perairan itulah kejayaan kami
Jaya di atas kejayaan

Bunga bukan sekar melainkan kembang terputih dari putih
Dan putih yang tiada ternoda
Emas menguning tiada arti
Putih mutiara berserakan
Itu tiada berarti
Karena kedatuan memiliki lebih dari pada yang lebih
Dan
Tak ada kembara yang sanggup menembus tirai semu diantara batas kita
Itulah…………………………………………………………………………

Jika kau seorang satria
Ketika kau lintasi jalan setapak dipegunungan,
Ketika kau lalu, godaan lirih dedaunan jangan kau hiraukan,
Dan bila mekar bunga sekuntum jangan kau palingkan mukamu,
Dab jangan kau petik bunga itu, niscaya kau akan luluh ditepian jeram

Himbauan burung, angin dan ranting pohon jangan kau hiraukan
Teguhkan hati, songsong surya hingga dia tenggelam,
Kala bulan sembunyi jangan kau intip bintang jika tidak ingin kau musnah

Ada sebuah bukit dan ada juga lembah,
Dari sana kau dapat melihat sebuah kelok sungai yang bermuara
Di laut kau nagaikan nakhoda,
Kau intip bintang dikepekatan malam untuk tentukan arah
Dimana ada daratan
Dan
Adakah pelabuhan yang akan kau singgahi

Bila kau seekor burung lepas, bebas terbang dijagat raya
Kau pasti kembali kedaratan, ranting, dahan, tapi………………dimana ?
Sibak selimut mayapada
Teguhkan, tetapkan dan mantapkan
Tukar hatimu dengan baja
Siapkan laskar lebih dari selaksa
Telusuri sungai
Jelajahi lautan
Tembus belantara
Terjang gunung
Lewati ngarai
Akan kau temui………………………………………………… ???

Jangan kau berpaling sebelum kau temui
Ketika rona merah tiada lukis diperaduan mentari
Saat itu bulan penuh, langit tanpa awan
Saat itu, dewi, bidadari, bersuka ria di puri

Ketika fajar menyingsing dan mentari enggan menampakkan diri
Saat itu SATRIA tegak berpijak dengan kokoh, dan kokoh di persada
Disaat gendang dibunyikan oleh tangan-tangan yang kokoh
Maju, terjang bagimu hai prajurit, hantam dia dari seberang lautan,
Leburkan dia dari daratan
Songsong dia dan darimana pun dia, tidak ada rasa takut
Tertera dihati kita, selaksa kita jatuh, berjuta laksa kita tumbuh
Di kanca pertempuran, tidak ada kata muhibah ! tikam terjang,
Bunuh dan bunuh, bunuh demi Maharaja dan kejayaan kita
Tepik sorak kemenangan telah terbiasa, kekalahan sudah lumrah
Terjang badai, terjang topan, songsong armada, leburkan
Demi kesetiaan kita pada Junjungan

Ketika datang berpuluh armada bahkan lebih dari negeri jauh
Dan jauh, kita sambut dia disuatu selat, bukan diperairan,
Kita hantam dan leburkan kerajaan itu.
Semua luruh lebur yang ada hanya warna merah dan cahaya kuning
Diatas sebuah kemenangan didasari suatu kekalahan
Pahit rasa mereka, manis itu rasa kita, CAMPA itu milik mereka
Dan KEDATUAN milik kita.

Di antara DUA MUARA, SATU SELAT, LIMA SUNGAI dan
DUA ANAKNYA disitu tempat kami
Semua tiada terjamah oleh tangan baru terjamah oleh angan

Sebagai kembara, kelana
Bawah sebilah lembing tancapkan kebumi
Dan angan memerah semerah saga bagimu bukan khayalan belaka
Dan ingat……………………………………………………………..?
Bila mentari tepat diatas, bayanganmu merupakan titik
Itulah tempat kami

Bila kau dahaga ditepian kau dapat menghapus semuanya
Itulah tempat sebagian rakyat
Yang akhirnya hancur dan musnah setelah dilanda ANGKARA

Dan ada SATU KERAJAAN yang INGIN di MAHARAJA
Yang tercanang bahwa kerajaan kita hancur dan musnah karena dia
Namun semua tahu baik KUNING, HITAM, PUTIH bahwa kita tetap jaya
Kita tidak KALAH dan juga tidak MENANG.
Tapi perjalanan waktu tahu bahwa kita pernah jaya, dan jangan dicontoh
MAHARAJA yang ingin jadi RAJA bersenandung diatas runtuhnya sebuah
Keruntuhan yang terdapat dibalik keruntuhan.
AIR milik rakyat menjadi SAKSI ABADI untuk semuanya…………………

Diantara sebentuk daratan yang dibatasi oleh lautan disitu ada kami
Dikala kepekatan mencekam menghantui
Cari pelita untuk menerangi semuanya
Dan jangan lupa pada yang kuasa
Bila kau berdiri diatas sebuah bukit
Akan kau lihat puncak kedatuan kami
Yang kini terkubur dan terpendam
Diantara keangkuhan kenangan dan perjalanan masa

Kau temukan TIGA helai daun LONTAR dan SATU batang JATI TUNGGAL
Disitu kau dapat melangkah maju…dan..temukan semuanya
Bila semua telah tersibak akan tejamahlah KEAGUNGAN ABADI
Dan selimut halimun yang selama ini merupakan batas antara kita
Dan
Dipunggung bukit yang sepi tetapi tidak sunyi
Hanya kelenggangan menjadi SINGGAHSANA

Alunan ilalang terlihat jelas, senandung pepohonan begitu syahdu
Penaka cetusan hati nurani sang dewi tatkala menerima KEMALA
Yang di impi, tetapi tak seindah Sekar, Ranting, Indraloka, Wadak.
Indah tidak terlalu indah, Jelek namun terlalu indah, Ataukah Yang
Angin lirihkan

Sebentuk MERAH diatas KUNING, sebuah lambang dan kebesaran kita
Lengking SEHIDUNG, LENGUH dan teriakan nyaring disitulah daerah
Sebagian tempat kami.
Harum sekuntum kemala semerbak meronai membiasnya bianglala
Terlalu indah dan indah, bila ingin digapai tangan, ganti angan wujudkan
Dalam kenyataan dan jangan selalu dibelenggu oleh mimpi.

Lihatlah deru badai telah berlalu, kini langit membiru, membahana
Terdengar suara sang dewa dewi yang terpadu satu
Bangkit dan bangkitlah, tempu apa adanya.

Ingat fajar telah menyingsing dan temukanlah sebuah NAMA dari sebuah
KERAJAAN yang pernah jaya dihampir seluruh JAGAT RAYA.

Demikianlah sekilas kutipan tentang gambaran Sebuah kerajaan yang pernah berjaya dimasa lalu,yang kini terpendam ditelan sang waktu, namun belum ada seorangpun yang dapat mengungkap tentang keberadaannya. dan apabilah ada kekurangan yang tidak berkenan dengan selerah pembaca kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, tujuan kami disini ingin mengajak para pembaca untuk bersama-sama menyibak dan mengungkap tabir yang selama ini terdinding oleh selimut mayapada dan tak lupa kami mohon komentarnya bila saudara berkenan, bila tidak jelas atau tidak puas tolong hubungi kami melalui email : aries.dp40@yahoo.co.id, mungkin kami dapat memberikan penjelasan.....naskah ini...masih ada lanjutannya mungkin dilain waktu akan kami sambung lagi!!!!. wassalammu'alaikum wr.wb.
Read rest of entry
 

My Blog List

Term of Use